Saturday, October 11, 2008

Menolak Bukan Berarti Tidak suka


Pembaca bloger yang dirahmati Allah swt, setiap orang yang terlahir di dunia dengan penuh rasa cinta. Memiliki rasa kasih sayang dan saling mencintai satu dengan yang lain, namun rasa cinta itu kadang membuat kita lupa bahwa rasa cinta itu atas kehendak Allah swt. Dialah yang maha kasih sayang kepada umatnya yang mau bersukur atas nikmat yang diberikannya. Kita semua berhak untuk mencintai dan dikasih sayangi oleh siapapun maupun kepada siapapun. Rasa cinta itu tumbuh bersama gerak langkah kita yang semakin hari semakin jauh, menuju keabadian cinta.
Saudaraku, bagaimana rasa cinta kepada orang lain, lawan jenis, pasangan kita, saudara kita, teman atau sahabat. Tentunya kita wajib mencintai siapapun yang selalu mengharapkan kehadiran cinta kita, namun bagaimana mengungkapkan rasa cinta itu pada sahabat atau teman kita yang berlawanan jenis. Tentu sebagian orang ingin mendapatkan kejelasan pada setatus hubungan. Apakah kita cinta sebagai teman, apakah kita memiliki cinta yang lebih dari itu yang kita harapkan kehadirannya, dalam artian menjadi pasangan kita, ingin mencintai dan memiliki seutuhnya.
Tentunya untuk hal ini kita perlu bahasa penyampaian yang cukup sederhana tapi tidak semua orang memahami.
Sore itu ada seorang teman meminta saran dari saya dalam sms yang menghabiskan 3 paket sms tulisannya begini “mas saya minta tolong dong minta pendapatnya buat penolakan aku kan belum pengalaman, aku tuh ditembak sama temen dekatku sendiri. Aku pengennya sahabatan aja, tpi aku ndak enak nolaknya soalnya aku udah nerima banyak pemberian dan bantuan sama dia gimana ya cara nolaknya yang sopan dan dak nyakitin perasaannya barangkali mas sudah berpengalaman gitu” cukup tersanjung juga aku diberi kepercayaan seperti ini. Meskipun aku tak begitu yakin apa aku bisa menjawabnya atau tidak, namun aku berfikir sejenak solusi apa yang harus aku berikan.
Dari pendekatan mana yang harus aku berikan maka aku balas sms dia begini “ apakah teman kamu itu orang berpendidikan, tinggal di kota apa di desa, santri apa biasa”
Dia menjawab “ aku serius nih mas masak kayak gitu baiklah dia itu lulusan STM, tinggal di kota dan biasa aja orangnya”
Dan inilah jawaban yang aku smskan ke dia “ bilang saja mas, kamu boleh menyayangi dan mencintai aku tapi maaf bukannya aku dak suka sama mas, tapi ada orang lain yang lebih aku cintai dan dia adalah pilihanku,aku doakan mas mendapat jodoh yang lebih baik dariku, dan doakan aku bahagia bersama pilihanku.
Nah itulah jawaba yang muncul dalam pikiranku namuan aku tegaskan padanya bahwa hal semacam ini cukup sederhana sajadan banyak cara mau pendekatan agama maupun logika, yang tau karakter orangnya kan kamu soal bahasa penyampainya yang penting tidak menyinggung dia, ingatlah bahwa kita tidak bisa mengatur segalanya kecuali atas izin Allah swt.
Saudaraku Allah swt telah menentukan takdir kita untuk berpasang pasangan mencintai dan dicintai namun kepada sipakah rasa cinta itu dicurahkan tentunya iktiar kita yang lebiah utama. Maka dalam hadis dikatakan cintailah sekedarnya saja karena orang yang kita cinta mungkin akan kita benci dan sebaliknya oarang yang kita benci akan menjadi bagian dari perjalanan cinta kita. Jangan pernah kita menjadi budak cinta yang membabi buta. Jika cinta karena Allah maka kita akan mendapatkannya, namun jika kita hanya mencintai dunia dan isinya ini pastinya hanya kekecewaan yang kita dapat.
Pembaca bloger yang dirahmati Allah swt terimakasih atas waktunya membaca diare saya ini semoga dapat bermanfaat dan saya tunggu kritik dan sarannya.

No comments:

Post a Comment

Semua hal akan indah pada waktunya, Tingalkan komentar anda di sini