Aku merenda langit hatiku dengan doa.
Ketika engkau entah terpaksa entah
tidak.
Menghempaskan asaku..
diantara kemarahan.
Entah ini takdir..atau ketidak
konsistenan ucapanmu
andai dapat kubaca sebelum endingnya
Tentu aku lebih memilih untuk tidak
mengenalmu sama sekali
tapi aku hanya setetes air yang
dituangkan oleh kekuatan diluar sana.
Kedalam gelas takdir
Bersama mereka orang – orang yang
dihianati oleh orang yang dipercayai
mampu membentu kita membaca peta buta
kehidupan
tapi apa yang terjadi, diujung jalan ia
berubah menjadi pecundang
Alasan dari A hingga Z
Ia suguhkan untuk menutup, agar tak
nampak gelap dalam terang
Hitam dalam putih
agar tak terkelabuhi
Siapa bilang bisa?
Hati adalah peka
Hati tempatnya apapun rasa
dari baik hingga sebaliknya
Seperti pula mata..
by selly
No comments:
Post a Comment
Semua hal akan indah pada waktunya, Tingalkan komentar anda di sini