Patung pualam disudut kamar kita yang
berlantai dan berkelambu madu
yang memancarkan aura
yang seperti rutin merenkarnasi
partikel kehidupanku
yang seperti menghipnotis malam-malam
di kamar gelap ini
dan matanya yang membakar
seperti sapda bagi rasa.... ![Don't try this at home folks!](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vsyLOYmMVxC_aVseHtSvWVnC8dkXBqBqslWiVYbtPorJXd4a0IeVApEe78w6HH3zwNfV-mPQ5zk8QoId3VLj3Wfwe_1mlfKLLdg4CQ-MF70zKKJ7plxCk2Hq4=s0-d)
.
Sayang!
Kasih!
Tapi kini tidak lagi
ia seperti kobaran benci
dendam dan muak yang menjijikkan.
Cahaya matanya tak lagi sudi menyulut
makma
yang bermuara diantara kakiku
Magicnya terkalahkan oleh alam
Bibirnya mengerucut kecut
Sempurna!
Sejak sebentuk daun sirih itu merekah
bukan oleh urat-urat panas di diriku.
Sri Sundariningsih Selly Ibrahim
No comments:
Post a Comment
Semua hal akan indah pada waktunya, Tingalkan komentar anda di sini